Social Icons

Pages

Azzura Dayana

Azzura Dayana

Senin, 18 Mei 2020

[Artikel Islami] DOA

DOA
(artikel Azzura Dayana)

Bagi seorang muslim, doa adalah perisai.  Seseorang secara materi bisa jadi tak memiliki apa-apa. Tapi di hatinya, dia memiliki doa. Muslim sejati, yang telah kaffah akidahnya, yang menyempurnakan kesehariannya dengan rangkaian ibadah, tak pernah lupa untuk sekadar menadahkan tangan untuk meminta apa pun pada Khalik-nya. Lebih dari itu, dia sanggup bersimpuh dan bersujud dalam memohon kepada-Nya. Bahkan dalam keadaan terjepit, dia sanggup menguras air mata kesungguhan untuk mengharap pertolongan Tuhannya.

Seorang muslim mungkin lemah dan tak berdaya secara fisik. Tetapi jiwanya tetap kokoh ditopang doa-doa yang dia rutinkan di kegelapan malam, di saat insan lain lelap dalam nikmatnya tidur. Maka, keterkabulan menjadi niscaya. Sebab saat memohon, tidak mustahil dia masuk dalam antrean para pemohon teratas, disebabkan sedikitnya para pemohon, sehingga dia pun diprioritaskan. Siapa yang dapat memahami jiwa-jiwa yang mudah diijabah pintanya selain Dia Yang Maha Menentukan?


MENGAMBIL MOMEN

Seorang mukmin sejati amat pandai mengambil dan memanfaatkan momen. Dia amat paham mengenai waktu-waktu terbaik untuk berdoa yang segera diijabah. Selain dalam sujud di sepertiga malam, dia dengan sepenuh keyakinan memanfaatkan sepanjang hari Jumat, atau di sebakda Asar, atau di hari Rabu antara Zuhur dan Asar, atau di kala matahari sepenggalahan naik dalam sujud dan zikir dhuha, atau di waktu yang bersamaan dengan wukuf di Padang Arafah. Dia juga pandai mengambil kesempatan yang sempit di antara gema azan dan ikamah untuk bermunajat, atau di sela doa berbuka puasa dan makan-minum (berbuka), atau ketika sahur.

Seorang mukmin yang bersih hatinya dari dendam bahkan mengolah kezaliman yang dirasakannya menjadi momen berdoa. Sebab doa orang yang terzalimi amat makbul. Juga, ketika hujan turun menyirami bumi, dia kerap sibuk memanfaatkannya untuk berdoa.


MEREKA YANG TAK BERDOA

Ada orang-orang yang mungkin telah menggenggam dunia tanpa doa. Namun ingatlah, hidup di dunia yang sementara ini sebetulnya adalah ujian semata. Bisa jadi mereka yang terlihat menggenggam dunia itu sejatinya tidak memiliki apa-apa.

Ada juga orang-orang yang tampak sederhana. Apa yang dimilikinya sebatas kecukupan dalam kesehariannya. Namun siapa duga, di balik itu dia adalah saudagar sedekah. Sesungguhnya dia tak pernah terlihat memiliki segala sesuatu secara berlebihan karena dia memang tak menginginkan demikian, maka semua yang lebih atau seadanya telah dia bagi-bagikan dalam bentuk sedekah pada sesama. Dia tak pernah luput berdoa meminta limpahan rezeki, yang ketika dikabulkan, langsung pula dia bagikan.

Ada juga dua tipe orang-orang berbeda nasib namun hidup dengan seringkali berpapasan. Tipe pertama, orang-orang kaya yang rajin berdoa meminta rezeki berlimpah, dan amat terlihat segala apa jenis benda yang dimilikinya. Soal sedekah dan zakat, biar Allah yang tahu. Tipe kedua, orang-orang yang betul-betul tak memiliki apa-apa, sedikit berdoa, dan selalu malu meminta pada Penguasanya. Akibatnya, dia bertahan dalam kepapaannya.

Jika terbersit secuil rasa iri dalam hati si tipe kedua, siapa yang sebetulnya salah? Ibaratnya, ada saat-saat Allah, Sang Penggenggam kehidupan, bersedia membagi-bagikan harta kepada siapa saja insannya yang menadahkan tangan. Si tipe pertama tak malu-malu menadah, memohon-mohon, bahkan meratap-ratap. Sementara si tipe kedua adem ayem, ogah meminta-minta. Maka kemudian, bukan salah siapa-siapa, kan, jika para pemalu ini mesti gigit jari seumur hidup?

Wallahualam.


Palembang, 18 Mei 2020


#wagflpsumselmenulis
#lampauibatasmu