Social Icons

Pages

Azzura Dayana

Azzura Dayana

Minggu, 08 September 2013

Semoga FLP

Bali. Ini kali kedua saya menyambangi Pulau Dewata, setelah empat tahun yang lalu. Kali ini saya dan tim dari FLP Sumsel ditugaskan sebagai utusan untuk menghadiri rangkaian acara Musyawarah Nasional FLP ke-3 di Denpasar.

Keputusan untuk berangkat sebenarnya terhitung baru. Sebelumnya begitu banyak pertimbangan yang membuat saya selalu berkata bahwa kemungkinan untuk pergi dan tidak adalah fifty-fifty. Tapi sekitar sepuluh hari menjelang acara, kepastian mulai datang.

Maka berkumpullah para FLP-ers di Hotel Green Villas, yang letaknya tak sampai tiga puluh menit dari Bandara Ngurah Rai. Sebenarnya kondisi saya terbilang fit. Akan tetapi sariawan di pangkal lidah nyatanya cukup mengacaukan fitalitas itu. Dan ternyata lidah (dan sariawan) saya tidak cukup bersahabat dengan makanan yang disajikan hotel. Something like... perpaduan asin dan asem, perpaduan asem dan pedas, atau perpaduan asem dan pedas. Pedasnya pake banget pula :D.

Saya rasa saya sudah kelamaan nggak jadi backpacker. Makanya, punggung cepat pegal padahal saya cuma bawa satu ransel dan satu tas tangan, sementara teman-teman bawanya koper. Duduk di ruangan sidang yang sempit membuat kurang nyaman. Sebenarnya ruangannya cukup besar, tapi karena peserta sangat banyak sehingga jarak tempat duduk sangat rapat dan sulit bergerak. Ditambah kondisi kurang tidur selama beberapa malam berturut-turut. Lengkap sudah alasan yang menjadikan saya baru bisa bebas berekspresi begitu sidang-sidang usai. Hehehe. *mungkin pula karena otaknya memang otak jalan-jalan sih*

Tapi selalu menyenangkan bertemu dengan rekan-rekan FLP sedunia, dari 30 provinsi dan juga 2 cabang luar negeri yaitu Hong Kong dan Saudi Arabia. Berkumpul dan berbincang dengan penulis-penulis senior dan junior FLP tentu adalah momen-momen berharga yang tak akan hilang dari kenangan terbaik dalam hidup.

Garis hidup FLP ke depan juga ditentukan di sini. Ketua umum terpilih yang baru, yaitu Mbak Sinta Yudisia (mantan ketua FLP Wilayah Jawa Timur, berdomisili di Surabaya) diharapkan mampu membawa FLP semakin sukses dan cemerlang.

Saya pribadi berharap, FLP tak hanya besar secara organisasi, tapi juga semakin mantap dalam prestasi kepenulisan per personal. Ada di antara kita yang lebih berjiwa organisatoris dan bekerja keras membangun organisasi, namun belum terlalu kuat dalam hal prestasi menulis. Ada juga yang sebaliknya, kaya prestasi menulis, tapi sisi keorganisasian belum maksimal. Memang dua tipe ini bisa diposisikan saling melengkapi, tapi percayalah bahwa ada masa di mana kita dibutuhkan mampu di kedua sisi. Mampu berorganisasi, paham hal-hal prosedural, cerdas dalam konsep, aplikasi, dan pengembangan program; dan juga matang dalam kepenulisan. Dan tak kalah penting lainnya adalah sisi keislaman. Kematangan di sisi inilah yang akan membuat kita istiqomah dan terarah dalam berorganisasi dan menuliskan kebaikan. FLP ini ingin selalu mencerahkan, bukan mengaburkan. Bukan pula menjauhkan. Kata-kata adalah mutiara. Mutiara terbaik tidak dihasilkan secara instan. Ia butuh proses lama, pembelajaran yang mulia.

Ketika kita menemukan bahwa pena kita telah menuliskan hal yang tak mulia, itu adalah saat di mana kita harus sadar bahwa ternyata kita bukan mutiara.

Semoga FLP ini seperti matahari pagi, yang menyinari tapi tidak teramat menyilaukan.
Semoga FLP ini seperti pepohonan, yang menaungi kita dan menyejukkan.
Semoga FLP ini seperti air, yang mengalirkan inspirasi dan kekuatan setelah hilang dahaga.
Semoga FLP ini benar-benar rumah kita. Rumah para penulis yang setia dalam dakwah. Bukan tempat singgah.



---------

#catatantidakfokus :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar