Social Icons

Pages

Azzura Dayana

Azzura Dayana

Kamis, 10 Juni 2021

Sebab Kata adalah Sepotong Hati

*Sebab Kata adalah Sepotong Hati*

~Azzura Dayana


"Kata adalah sepotong hati." Demikian ujaran seorang cendekiawan muslim asal India, Abul Hasan 'Ali An-Nadwi. Ini berarti, setiap kata yang keluar dari lisan atau tulisan kita adalah cerminan hati kita. Seperti apa kata atau rangkaian kata yang engkau hasilkan, seperti itulah keadaan hatimu, dan itulah gambaran kualitas hatimu. Hati yang suci akan menghasilkan kata-kata yang suci, tulus, dan bersih. Hati yang baik akan menebar kata yang cenderung membawa ke arah kebaikan, dan mengajak kepada kebermanfaatan. Sebaliknya, hati yang buruk, akan menggambarkan dirinya ke dalam rangkaian kata yang mengandung mudarat. Seterang apa pun diksi yang dipilihnya, atau setebal apa pun selubung yang ia pakai untuk menyamarkan atau mengiaskannya, buruk akan tetap menjadi buruk, dan dapat menyeret sekitarnya untuk ikut kepada keburukan pula apabila tak kuat pegangannya.


Seseorang yang pandai merangkai kata melalui tulisan kerap dapat memengaruhi orang lain dengan apa yang ia tulis. Dengan kesadaran akan kekuatan yang bisa jadi kita miliki ini, sejatinya penulis patut menempatkan dan mencita-citakan diri sebagai penuntun kebaikan, bukan sebaliknya. Sebagai penulis fiksi misalnya, sepatutnya membatasi diri dari menulis vulgaritas, takhayul tanpa batas, dan hal mudarat lainnya tanpa diiringi pelurusan setelahnya. Jangan sampai pembaca jadi tersesat dengan membaca isi tulisan kita. Jangan sampai, hanya dengan melihat judul atau melirik gambar kaver, dapat langsung memunculkan emosi negatif pembaca. Jangan sampai, kita menjadi jalan bagi mereka untuk sesat pikir dan tingkah polah. Jangan sampai, kita yang dituntut di pengadilan Allah atas dosa jariyah ini.


Apalah artinya jadi penulis yang dikenal luas, tapi hilang keberkahannya? Apalah gunanya pundi-pundi emas yang melimpah ruah apabila taruhannya adalah berani menyeburkan diri dalam tema yang tak pantas, atau yang sesungguhnya jauh dari kita tapi kita paksakan untuk meraupnya demi ini dan itu. Tiap-tiap kata yang kita pilih akan menjadi berkah atau malah laknat. Inilah ujian untuk kita terus bertahan dengan idealisme atau melipir ke ruang pinggir. 


Maka, jika ada yang bertanya mengenai makna kata sebagai penulis, saya hanya akan menjawab dengan simpel, "Setiap kata adalah pertanggungjawaban."


Demang Lebar Daun, 31 Mei 2021


#WAGFLPSumselMenulis

#menulisuntukmencerahkan

#menulisuntukkeberkahan

#lampauibatasmu

#bataspositif