Melaka (Malacca) adalah sebuah kota di pesisir barat dataran Malaysia, terpisah oleh perairan Selat Melaka dari dataran Sumatera bagian utara (Indonesia). Kota yang pernah dijajah Portugis dan Belanda ini sangat menarik untuk dikunjungi, terbukti dengan telah ditetapkannya Melaka sebagai salah satu World Heritage Site oleh UNESCO pada 7 Juli 2008.
Saat saya tiba di kota ini sore hari dan mencoba melihat-lihat suasana ba'da Maghrib, pemandangan Sungai Melaka inilah yang saya temukan. Sungai kecil dan tidak begitu lebar, namun berhasil diefektifkan sedemikian rupa sehingga sangat diminati oleh para turis. Bahkan dibuat tur khusus untuk para turis yang ingin menyusuri sungai ini dengan perahu wisata.
|
Salah satu sisi Sungai Melaka |
|
Dari atas sebuah jembatan. Memang terdapat banyak jembatan di sungai ini. |
|
Siang hari di sisi lain Sungai Melaka |
|
Taman Bermain di tepi Sungai Melaka |
|
Selat Melaka. Akhir dari Sungai Melaka. Akan tetapi perahu tur Sungai Melaka tidak mencapai tempat ini. |
Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri sebuah jalan yang paling terkenal di Melaka, yaitu Jonker Street. Kawasan ini ramai di waktu malam, terutama weekend.
|
Jonker Street - Jonker Walk |
|
Jonker Street |
|
Bangunan-bangunan yang kental nuansa etniknya di sepanjang Jonker |
|
Bangunan-bangunan yang kental nuansa etniknya di sepanjang Jonker |
|
Malaqa House: Muzium Melaka |
|
Muzium Budaya Cheng Ho |
|
menemukan terminal bus ini juga sewaktu jalan-jalan ke sana kemari :) |
|
juga diorama ini... tentang Kesultanan Melaka |
|
Dan ini adalah Istana Kesultanan Melaka. Tidak sempat masuk dan memotret lebih leluasa
istana yang sangat panjang dan elok ini |
|
Replika Kapal Portugis yang terdampar di Melaka |
|
Bekas Gereja Saint Paul, terletak di atas bukit.
(Btw, di sinilah scene semifinal MasterChef Indonesia season 3 berlangsung :)) |
|
Patung Saint Paul, terletak di muka bangunan bekas gereja ini |
|
Benteng A'Famosa, mungil dan unik. Terletak di belakang Saint Paul
dan di dekat Istana Kesultanan Melaka |
|
Pemandangan dari atas bukit Saint Paul. Tampak Menara Taming Sari,
Kapal Portugis, dan perairan Selat Melaka |
|
Kembali ke Melaka di waktu malam. Saya menyebutnya Kota Merah, karena banyak sekali
bangunan-bangunan yang seperti ini di waktu malam. Berhiaskan lampu-lampu bercahaya merah. |
foto2nya keren...mbak...
BalasHapus