Social Icons

Pages

Azzura Dayana

Azzura Dayana

Sabtu, 09 Juni 2012

Di Titik Mana Kita?

Yang membedakan penulis dengan pembaca adalah, karena penulis itu menulis. Kalau dia tidak menulis, otomatis dia berhenti menjadi penulis.

Saya sering sampaikan pada audiens, termasuk ketika launching Tahta Mahameru pada 23 Mei 2012 lalu, menulislah tentang apa yang terdekat. Ini untuk memudahkan proses.
Jangan pernah menulis sesuatu yang kita sendiri tidak tahu. Karena pasti prosesnya akan lambat. 

Memang, bukan berarti kita tidak bisa atau tidak boleh menuliskan yang tidak kita tahu banyak. Tentu kita bisa menuliskannya juga, dengan kita lakukan riset dan pendataan, lalu mulai menulis. Inilah, level kedua setelah tahap menuliskan apa yang terdekat. Dengan kata lain, menulis juga ada level-levelnya.

Maka, untuk mempercepat dan mempermudah, tuliskan yang terdekat (yang kita tahu, yang kita pahami, yang kita geluti). Kemudian untuk menaikkan level, tuliskan hal-hal baru, siapkan diri dan konsep, siapkan waktu lebih, siapkan usaha lebih. 

Pertama-tama dulu, saya menulis yang terdekat. Dunia SMA, lalu dunia kampus, kisah romantis sahabat-sahabat saya (buka kartu:p). Settingnya? Palembang dan Palembang. Sumsel dan Sumsel.

Lalu beberapa tahun saya vakum, karena kesibukan di 'dunia lain'. Saya katakan pada orang-orang di sekitar saya, saya ini mantan penulis, bukan penulis, karena saya lama tidak menulis lagi :(

Tapi ahamdulillah, ada 'dunia lain kedua' yang juga saya terjuni bersamaan, yaitu dunia backpacking (solo maupun tim). Maka ketika saya niatkan bangkit untuk menulis lagi, saya tahu, saya butuh pemicu yang kuat. Sesuatu yang hebat. Jawabnya: Semeru.

Ide mendaki Semeru ini terbetik saat saya sedang mendaki Gunung Gede brsama beberapa sahabat backpacker. Sesuatu yg hebat, yang harus saya tuliskan kali ini. Jika tidak hebat, tidak akan saya tuliskan.

Menuliskan sesuatu yang berbeda dari biasanya: Petualangan berangkai. Tokoh utama berkarakter semi-antagonis. Konflik yang 'kejam'. Diksi yang keras. Dan, berhasil! Saya berhasil menuliskannya. Tanpa mengalami begitu banyak hambatan. Inilah, novel Tahta Mahameru.

Meski tetap saja di dalam ceritanya itu saya tak bisa luput untuk menghadirkan tokoh perempuan yang baik dan lembut sebagai protagonis (pengaruh karena saya perempuan kali yaa #eaaa...).

Jika ini bukan sesuatu yang berbeda, saya tidak akan menuliskannya. Jika tidak menguasai bahan, atau yakin tidak bisa menguasainya, lebih baik saya tidak menuliskannya. Daripada terbengkalai! Itu prinsipnya.

Bertahun saya paham Semeru, dari buku-buku, dari internet. Itu sudah bekal. Tapi belum tentu itu berarti saya sudah menguasai. Setelah pulang dari pendakian, saya yakin saya menguasai 'medan'.

Jangan pernah remehkan setting. Tempat yang kita datangi sekilas saja bisa menjadi modal untuk dijadikan settting, apalagi yang memang sudah 'direncanakan dan diniatkan.

Buat konsep, matangkan. Kuasai bahan, tuliskan, sambil terus menggali data. Sering-sering tinjau ulang, temukan kesalahan lalu perbaiki.

Untuk level yang selanjutnya dalam kepenulisan, penulis mempunyai keharusan untuk berani dan bisa menuliskan apa saja. Masuk ke bidang apa saja, meramu apa saja. Tak hanya berkutat di satu poin. 

Memang berat. Tapi kita tentu tidak ingin hanya selalu berada di satu titik lama, sementara orang lain sudah meninggalkan kita di jalur depan bermil-mil jauhnya, bukan?

Zaman ini, penulis tak bisa cuma duduk di depan laptop dan mengkhayal. Penulis butuh berjalan ke luar, berbincang dan berinteraksi dengan semesta.

Selamat menangkap ide.

Selamat menulis.



#disarikan dari tweets saya di @azzura_dayana


2 komentar:

  1. Saya merasa berterima kasih atas tips2 menulis yang Mba Azzura berikan, saya sendiri punya cita-cita bisa menulis seperti Mba, terutama menulis novel. Akan tetapi sampai saat ini, saya belum tahu harus memulai dari mana, jadi saya hanya menulis hal-hal kecil seputar kehidupan yang saya alami di blog. Semoga tips2 dari Mba bisa menjadi inspirasi bagi saya untuk mulai "mengumpulkan serpihan-serpihan" untuk selanjutnya menyusunnya menjadi sebuan novel yang saya impi2kan. :)

    BalasHapus
  2. InsyaAllah... kamu pasti bisa. Semangat ya:)

    BalasHapus